Minggu, 07 Agustus 2016

ANALISIS DONGENG (SEMANGKA EMAS)

Semangka Emas

Pada zaman dahulu kala di Sambas Kalimantan Barat tinggalah seorang saudagar. Ia mempunyai dua orang putra yang bernama Muzakir dan Dermawan. Muzakir sangat loba dan kikr sebaliknya Dermawan adalah orang yang sangat peduli dan selalu bersedekah kepada fakir miskin. Dermawan tidak rakus dengan harta dan uang. Sebelum meninggal saudagar tersebut membagi hartanya secara rata. Uang bagian Muzakir disimpan di peti bila ada orang-orang orang miskin datang ia tidak mau memberi sedekah tetapi justru menghina orang miskin tersebut. Berbeda dengan Dermawan yang selalu menyambut orang-orang miskin tersebut dengan senang hati dan ramah. Lama kelamaan harta Dermawan habis untuk menyedekahi orang-orang miskin tersebut yang hampir setiap hari datang ke rumah Dermawan.
Suatu hari Dermawan menolong seekor burung yang sayapnya patah. Dermawan merawat burung pipit tersebut hingga burung itu dapat terbang kembali. Beberapa hari kemudian burung tersebut kembali dan memberi sebutir biji kepada Dermawan walaupun biji tersebut hanya kecil Dermawan tetap menanamnya. Pada waktu panen tiba Dermawan memetik buah semangka yang sudah tumuh besar tersebut kemudian ia membelahnya. Saat ia membelah semangka besar tersebut tak disangka semangka tersebut berisi pasir kuning yang tak lain adalah emas murni. Dermawan pun mengucapkan terima kasih kepada burung pipit itu. Kini Dermawan hidup dengan berkecukupan ia memiliki rumah yang besar dan hartanya melimpah tetapi ia tetap memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan. Harta Dermawan kini tidak akan habis karena uangnya amat banyak dan hasil kebunnya melimpah.
Mendengar bahwa Dermawan kini kaya raya, Muzakir meniru tindakan Dermawan. Muzakir menolong burung yang sengaja ia patahkan sayapnya dengan sumpit. Ia juga merawat burung tersebut hingga burung tersebut dapat kembali terbang. Burung itu juga memberi biji kepada Muzakir. Ketika sudah dipanen Muzakir membelah semangka yang jauh lebih besar dibanding semangka milik Dermawan. Bukan emas yang ia dapatkan namun semburan lumpur hitam bercampur kotoran yang baunya busuk.


        Unsur-unsur intrinsik
1.        Tema                    : sosial
2.        Alur                      : maju
3.        Tokoh dan Penokohan     :
-   Darmawan              : peduli, dermawan, suka menolong, suka berterima kasih, tidak sombong,  
                                       tidak rakus.
-   Muzakir                  : kikir, sombong, suka mengejek, tidak suka menolong, tidak peduli, rakus
                                      Harta.
-  Saudagar                 : adil,
-   Burung Pipit           : suka menolong.
4.        Latar :
-  Tempat        : Sambas, Kalimantan Barat,
-   Waktu         : siang hari,
-   Suasana       : senang, sedih.
5.        Sudut pandang     : orang ketiga serba tahu
6.        Konflik                 : saat Dermawan mendapatkan butiran emas yang ada di dalam semangka yang berasal dari biji yang diberikan oleh burung pipit kepada Dermawan, hal tersebut membuat iri Muzakir yang kemudian meniru tindakan Dermawan.
7.        Amanat :                                         
Bersikaplah baik kepada siapa pun karena kelak akan mendapatkan balasan yang baik pula dan sebaliknya janganlah bersikap buruk kepada siapapun karena balasan yang diterima juga akan berupa balasan buruk.
8.        Gaya bahasa         : komunikatif dan mudah dipahami
9.        Nilai-nilai yang terkandung :
-   Nilai sosial              : saling membantu sesama makhluk Tuhan
-  Nilai budaya           
·           membagi harta kekayaan sebelum meninggal dunia
·           menyimpan uang di dalam peti



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar