Arti
Sebuah Waktu
By:Irmajajil
Alkisah
ada seorang wanita yang hidup di sebuah desa terpencil, dia ingin pergi kerja
ke kota agar dia bisa mengoprasi wajahnya. Kemudian dia mengutarakan
keinginannya untuk kerja di kota kepada kedua orang tuanya, tapi keinginannya
tersebut di tolak oleh kedua orang tuanya. Mendengar kata kedua orang tuanya
yang menolak keinginannya dia pun menangis, tapi tak berapa lama kemudian
ibunya datang menghampiri dia. Dan tiba-tiba ibunya bilang “Kamu boleh pergi ke
kota nak”.
Mendengar perkataan ibunya dia pun tersenyum. Dan pagi harinya dia
bersiap-siap untuk pergi ke kota. Di tengah perjalanan yang lama dan melelahkan
dia istirahat di sebuah rumah, dan dia pun membayangkan, ” andai ku bisa
membangun rumah mewah dan dapat mengoprasi wajah ku yang biasa menjadi luar
biasa ini.” Tiba-tiba di tengah-tengah hayalannya datang seorang nenek tua
menghampirinya, dan bertanya “kenapa nak kamu tersenyum sendiri?” “Saya sedang
membayangkan andaikan saja ku bisa sukses di kota dan dapat mengoprasi wajahku
ini”, kata dia.
Dan nenek itu mengeluarkan jam kecil dari kantongnya, kemudian nenek itu
berkata “Kamu tinggal putar jam itu sesuai dengan putaran jarum jam, bila kamu
ingin segera meraih cita-citamu”. “Baik nek”, kata wanita tadi. Kemudian tak
berapa lama dia memutar jam tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan nenek
tadi.
Dan tiba-tiba dia bisa bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Tapi dia tak puas dengan lamanya waktu yang di perlukan agar bisa mengoprasi wajahnya. Kemudian dia kembali memutar jam tersebut, dan wajahnya pun menjadi cantik.
Dan tiba-tiba dia bisa bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Tapi dia tak puas dengan lamanya waktu yang di perlukan agar bisa mengoprasi wajahnya. Kemudian dia kembali memutar jam tersebut, dan wajahnya pun menjadi cantik.
Lagi-lagi dia kurang puas dengan wajahnya, dan kembali dia memutar jam
kecil pemberian nenek-nenek yang pernah dia temui sekali lagi. Tapi setelah
memutar jamnya dia mendapati wajahnya yang semula cantik jelita menjadi tua dan
keriput. Dan dia menyesal dengan keadaan dia sekarang. Kemudian dia kembali
menemui nenek-nenek yang memberi dia jam di tempat di mana dia bertemu. Tapi
dia tak melihat nenek tersebut karena nenek itu telah lama meninggal. Dia pun
hanya bisa menyesal dan menangisi nasibnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar